Jakarta -
BPJS Kesehatan mencatat angka kepesertaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) per 1 Agustus berhasil menembus 276,5 juta jiwa. Angka ini setara dengan 98,19 persen jumlah penduduk Indonesia.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan keberhasilan Indonesia mencapai predikat Universal Health Coverage (UHC) atau jaminan kesehatan semesta terbilang cepat, yakni hanya 10 tahun.
"Secara keseluruhan Indonesia bisa mencapai UHC dalam waktu yang sangat cepat, yaitu 10 tahun," ujar Ghufron di Krakatau Ballroom Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Kamis (8/8/2024)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kepesertaan JKN terus meningkat dari tahun ke tahun. Sampai dengan 1 Agustus 2024 tercatat cakupan perlindungan sosial program JKN telah mencapai 276.520.647 atau lebih dari 98 persen penduduk Indonesia," sambungnya.
Program JKN, lanjut Ghufron menjadi jaminan kesehatan yang single payer, komprehensif, terintegrasi, dan terbesar di dunia. Di balik prestasi ini, Ghufron mengatakan masih ada beberapa tantangan seperti peserta yang tidak aktif dan nunggak bayar.
"Mungkin masih banyak tantangan. Ada yang tidak aktif, ada yang nunggak, dan lain sebagainya," sambungnya.
Di Indonesia, Ghufron mengatakan ada 33 provinsi dan 460 kabupaten/kota yang berhasil mewujudkan UHC di wilayahnya dengan cakupan kepesertaan lebih dari 95 persen.
Atas keberhasilan ini, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan pencapaian ini merupakan hasil kerja sama solid banyak pihak. Dirinya juga mendorong BPJS Kesehatan agar seluruh masyarakat Indonesia ikut program JKN.
"Pencapaian ini tidak lepas dari peran kolaborasi dan sinergi yang solid antara BPJS Kesehatan, Kementerian dan Lembaga, dan seluruh Pemerintah Daerah," kata Ma'ruf.
"Perluas jangkauan kesehatan sampai 100 persen. Sedikit lagi saja. Kalau 98 persen sudah bisa, 100 persen itu tinggal 'nil' saja," tutupnya
(dpy/naf)