Jakarta -
Aktor Otig Pakis telah meninggal dunia di usia yang ke-64 tahun setelah berjuang melawan kanker rektum sejak 2021 lalu. Rupanya sebelum meninggal, Otig sempat merayakan ulang tahun pada 4 Agustus lalu.
Menurut putranya, Macan Wigit, sang ayah sempat menahan untuk berpulang. Kemudian kondisi kesehatannya terus menurun dan akhirnya meninggal dunia.
"Agak mendadak. Kemarin sakit pelan-pelan agak menurun, habis itu drop. Mungkin sudah ini, karena ini juga, bareng, bapak juga baru berulang tahun baru berapa hari lalu, jadi memang menahan diri untuk ulang tahun, pada ngumpul, say goodbye," kata Macan Wigit di Pemakaman Benkel Teater WS Rendra di Cipayung, Depok, Jawa Barat, pada Jumat (9/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama mengidap kanker rektum, Otig disebut tak pernah mengeluh. Bahkan bintang film Miracle In Cell No 7 itu dikatakan masih dapat mandiri dalam segala hal.
"Nggak sih, kalau ditanya ngeluh. Bapak itu nggak mengeluh. Selama ini kalau bisa jalan sendiri, melakukan apa-apa sendiri, dia akan melakukan sendiri," ungkapnya.
Macan Wigit juga merasa bersyukur ayahnya diberikan waktu hidup lebih lama setelah berjuang melawan kanker sejak beberapa tahun lalu. Bahkan di tengah perjuangannya, Otig disebut masih mendedikasikan dirinya untuk berkesenian dan mengajar kepada juniornya.
"Bapak sudah 3 tahun lebih berjuang melawan kanker dan kondisinya, pada akhirnya. Kami bersyukur diberikan waktu lebih lama. Karena kondisi beliau yang terus menurun, bapak terus berjuang untuk kami, dan masih terima kasih banget sama bapak. Di tengah sakitnya ini masih berusaha akting dan ketemu sama teman-teman yang belajar akting. Jadi passionnya membuat dia bisa bertahan sekian lama," ungkapnya.
Selain itu, disinggung proyek karya terakhir Otig, Macan mengaku kurang tahu. Tapi semasa hidupnya, Otig kerap berdiskusi tentang film bahkan mengkritik demi dunia itu lebih baik.
"Kalau project saya kebetulan nggak pernah ikut campur, kami semua ada project masing-masing. Si papa sih selalu cerita ada project ini-itu, cuman nggak secara detail sih, saya tahunya pas premiere. Kalau dilihat apa ya, saya sama bapak punya kebiasaan saling kritik ya, jadi kalau ketemu ada rilisan baru atau film baru, kita saling beri masukan dan kritik ya. Mengkritiknya juga cukup kritis ya, kami percaya itu bagus untuk mengembangkan diri dan kesenian," pungkasnya.
(fbr/mau)