Jakarta -
*CATATAN: Informasi ini tidak untuk menginspirasi siapapun untuk bunuh diri. Jika Anda memiliki pikiran untuk bunuh diri, segera mencari bantuan dengan menghubungi psikolog atau psikiater terdekat. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami tanda peringatan bunuh diri, segera hubungi Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes 021-500-454.*
Meghan Markle baru-baru ini buka-bukaan soal masalah kesehatan mental yang sempat dialaminya. Dirinya bahkan mengaku sempat memiliki keinginan untuk bunuh diri setelah mengalami intimidasi saat menjadi bagian dari keluarga kerajaan Inggris.
Hal tersebut diungkapkan saat ia dan Pangeran Harry meluncurkan proyek The Parents' Network melalui Archewell Foundation. Proyek ini bertujuan untuk mendukung orang tua yang kehilangan anak lantaran bunuh diri akibat mengalami bullying secara langsung maupun tidak melalui media sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat membahas tentang penindasan online dan dampaknya terhadap anak-anak, Meghan Markle sempat mengungkapkan kembali pengalamannya sendiri yang pernah mengalami intimidasi hingga meninggalkan luka. Hal inilah yang diyakininya relate dengan banyak keluarga lain.
"Ketika Anda telah melalui tingkat rasa sakit atau trauma apa pun, saya yakin bagian dari perjalanan penyembuhan kita, yang tentu saja bagian dari perjalanan saya juga, adalah kemampuan untuk benar-benar terbuka tentang hal itu," kata Markle kepada Jane Pauley dalam acara CBS Sunday Morning, seperti dikutip dari laman Page Six, Senin (5/8/2024).
"Dan tahukah Anda, saya belum benar-benar memahami pengalaman saya. Tapi, saya pikir saya tidak ingin orang lain merasakan hal seperti itu. Dan saya tidak ingin orang lain membuat rencana (bunuh diri) seperti itu. Saya tidak ingin orang lain tidak dipercaya," lanjutnya.
Sebelumnya, dalam wawancara di tahun 2021 dengan Oprah Winfrey, Meghan Markle mengungkapkan bahwa dirinya pernah memiliki ide untuk bunuh diri saat mengandung sang putra, Archie. Hal ini dipicu oleh tekanan menghadapi kehidupan sebagai bangsawan dan perlakuan yang diterima dari media Inggris.
"Saya hanya tidak ingin hidup lagi," katanya saat itu.
Markle mengaku tidak menemukan solusi atas banyaknya pemberitaan negatif tentang dirinya.
"Saya hanya bisa duduk di malam hari dan tidak mengerti bagaimana semua ini terjadi," lanjutnya.
Markle mengatakan awalnya dirinya sempat takut untuk memberitahu sang suami tentang masalah yang dialaminya. Namun saat ia memberitahunya, Pangeran Harry justru memeluknya.
Ibu dua anak itu juga mengaku sempat menghubungi anggota senior istana Kerajaan Inggris untuk meminta bantuan, tetapi ditolak.
Markle dan Harry kini berupaya memastikan keluarga lain tidak merasakan apa yang mereka alami melalui The Parent's Network.
Inisiatif ini, yang diluncurkan bersama dengan Archerwell Foundation milik pasangan tersebut, bakal memberikan dukungan penting kepada orang tua yang anak-anaknya menderita akibat dampak buruk media sosial, menghadapi bahaya yang hampir fatal, menghadapi kesulitan kesehatan mental yang berkelanjutan, atau mengalami kehilangan anak yang tragis.
"Anak-anak kami masih kecil. Mereka berusia 3 dan 5 tahun. Mereka luar biasa," ujar Meghan Markle kepada Jane Pauley, host dari CBS.
"Yang ingin kita lakukan sebagai orang tua hanyalah melindungi mereka. Jadi, ketika kami melihat apa yang terjadi di dunia online, kami tahu bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan di sana, dan kami senang bisa menjadi bagian dari perubahan demi kebaikan," pungkas Markle.
(suc/suc)