ISRAEL dan Amerika Serikat (AS)sedang mempersiapkan perlawanan jika terjadi serangan oleh Iran. Kedua negara bersekutu itu memperkirakan serangan Teheran paling cepat akan terjadi pada akhir pekan ini.
"Tidak ada gunanya. Israel telah melewati semua garis merah. Respons kami (Iran) akan cepat dan berat," kata seorang diplomat Iran, dilansir dari Anadolu, Minggu (4/8).
Diplomat tersebut, yang diberi pengarahan oleh pemerintahnya, mengatakan upaya berbagai negara untuk meyakinkan Teheran agar tidak melakukan eskalasi telah dan akan sia-sia. Itu mengingat serangan Israel baru-baru ini sudah tidak dapat ditoleransi.
Baca juga : Iran Bongkar Taktik Israel dan AS Bunuh Haniyeh
Hal itu terjadi setelah Pentagon mengumumkan AS akan mengerahkan aset militer tambahan ke Timur Tengah di tengah meningkatnya ketegangan. Departemen Pertahanan AS terus mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kemungkinan eskalasi regional oleh Iran atau mitra dan proksi Iran.
"Menteri Pertahanan AS (Lloyd) Austin telah memerintahkan penyesuaian postur militer AS yang dirancang untuk meningkatkan perlindungan pasukan AS, meningkatkan dukungan bagi pertahanan Israel, dan memastikan Amerika Serikat siap menanggapi berbagai kemungkinan," kata juru bicara kementerian itu, Sabrina Singh, dalam sebuah pernyataan.
Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membahas melalui panggilan telepon pada hari Kamis, pengerahan militer AS untuk mendukung Israel melawan ancaman, dengan presiden Amerika menegaskan kembali komitmennya terhadap keamanan Israel terhadap semua ancaman dari Iran, termasuk kelompok teroris proksi Hamas, Hizbullah dan Houthi.
Baca juga : AS Kirim Jet hingga Kapal untuk Lindungi Israel
"Presiden (Biden) membahas upaya untuk mendukung pertahanan Israel terhadap berbagai ancaman, termasuk rudal balistik dan pesawat tanpa awak, termasuk penempatan militer defensif AS yang baru," menurut Gedung Putih.
Hampir 39.500 warga Palestina telah terbunuh dalam hampir 10 bulan sejak Israel melancarkan serangan brutalnya di Jalur Gaza yang dimulai pada 7 Oktober, menyusul serangan oleh kelompok Palestina, Hamas.
Serangan itu telah memicu peningkatan ketegangan regional di Timur Tengah, dengan eskalasi terbaru terjadi minggu ini ketika pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh saat berkunjung ke Iran.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dilaporkan memerintahkan serangan terhadap Israel sebagai balasan atas pembunuhan Haniyeh. (I-2)