KONTRIBUSI industri pertambangan terhadap perekonomian Indonesia sangat signifikan. Contohnya adalah investasi yang dilakukan perusahaan logam dan pertambangan global terkemuka, PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), dalam proyek penambangan dan peleburan nikel di Sulawesi.
Menurut sebuah studi, divestasi PT Vale diharapkan dapat meningkatkan PDB negara tersebut sebesar 0,42%. PDB (Produk Domestik Bruto) Sulawesi juga diharapkan meningkat, dengan peningkatan tertinggi di Sulawesi Tenggara sebesar 0,79%.
“Investasi PT Vale pada proyek pertambangan dan peleburan nikel di Sulawesi diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah,” kata CEO PT Vale Indonesia Febriany Eddy.
Baca juga : Muhammadiyah Sebut Banyak Pertimbangan Terima Izin Tambang
Investasi tersebut juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja, dengan total peningkatan tenaga kerja sebesar 0,21% secara nasional. Peningkatan tenaga kerja terbesar diperkirakan terjadi di Sulawesi Tenggara sebesar 0,32%.
Komitmen PT Vale terhadap pertambangan berkelanjutan juga diharapkan semakin meningkat, khususnya selama beroperasi di Morowali. Investasi perusahaan dalam proyek pertambangan dan peleburan nikel merupakan langkah strategis pemerintah untuk mengoptimalkan potensi industri nikel nasional.
“PT Vale telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal dan nasional. Perusahaan ini telah menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan daerah, dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekspor dan PDB Indonesia,” kata Febriany Eddy.
Baca juga : Sejarah PT Vale Indonesia dan Nikel Berkelanjutan di Indonesia
Komitmen PT Vale terhadap penambangan berkelanjutan tercermin dari kinerja positif produksi nikel dengan kapasitas produksi sebesar 70.728 ton, tumbuh 17,7% dibandingkan tahun 2022. Penjualan perusahaan juga tumbuh 16,6% pada tahun 2023 menjadi 71.108 ton.
“Komitmen PT Vale membayarkan pajak dan PNBP membukukan penghargaan dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sulselbartra,” kata Febriany Eddy.
Kinerja keuangan PT Vale juga membaik dengan laba sebesar US$274,3 juta pada 2023, meningkat 36,9% ketimbang 2022. Kinerja positif perusahaan tersebut berdampak positif pada kontribusinya kepada negara, dalam bentuk pembayaran pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Total penerimaan pajak dan PNBP pada 2023 mencapai US$204,617 juta, meningkat 14,3% dari 2022.
Baca juga : Obi Fishing Tournament 2024, Pemkab Halsel Ajak Harita Nickel Jadikan Soligi Destinasi Wisata Bahari
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor nikel pada Maret 2024 sebesar US$460 juta, dan Maret 2023 sebesar US$550 juta atau turun hingga sebesar 16,36%. Tapi dibanding Februari 2024 yang senilai US$430 juta, ekspor nikel pada Maret 2024 masih mengalami kenaikan sebesar 6,96%.
BPS juga mencatat, harga ekspor nikel di tingkat eksportir pada Maret 2024 naik dibanding bulan sebelumnya, yakni US$4.050 per ton dari Februari 2024 US$3.750 per ton. Namun, jauh dari posisi Maret 2023 seharga US$6.850 per ton.
Sementara ekspor terbesar Sulawesi Selatan pada Juli 2022 melalui Pelabuhan Malili dengan nilai sebesar US$90,18 juta atau 56,25 persen. Pelabuhan Malili menjadi salah satu tempat yang digunakan PT Vale untuk melakukan ekspor nikel ke Jepang.
Baca juga : Mind Id Pacu Hilirisasi Produk Tambang Nasional
Besarnya produksi yang dihasilkan PT Vale memberikan dampak besar bagi Lapangan Usaha. DataBank Indonesia Wilayah Sulawesi menyebutkan, produksi PT Vale menjadi salah satu indikator yang digunakan dalam melihat kinerja LU (Lapangan Usaha) pertambangan, mengingat pertumbuhannya konsisten searah dengan data historis LU itu.
Rencana produksi PT Vale dapat digunakan sebagai salah satu indikator yang digunakan KPw BI Sulsel dalam penentuan proyeksi perekonomian, khususnya secara sektoral. Nikel menjadi komoditas utama ekspor dengan pangsa mencapai 45 persen dari total ekspor Sulsel.
Sejalan dengan hal tersebut, lapangan usaha pertambangan menjadi tumpuan ekonomi Provinsi Luwu Timur hingga 49%.
Bupati Luwu Timur Budiman mengungkapkan, realisasi penerimaan daerah yang bersumber dari PT Vale Indonesia setiap tahunnya hampir mencapai angka Rp600 miliar. Realisasi sebesar itu, menunjukkan kurang lebih sepertiga APBD Luwu Timur berasal dari penerimaan PT Vale.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Sulsel Prof Zudan Arif Fakrulloh menyebutkan, PT Vale menjadi prospek bisnis dalam dunia pertambangan lantaran perusahaan tersebut telah beroperasi selama 56 tahun mampu menjaga kelestarian lingkungan dengan baik.
Terlebih, PT Vale juga turut berkontribusi pada aspek pemberdayaan masyarakat seperti kesehatan, pendidikan,dan perkembangan ekonomi.
“Dan ini menjadi penting untuk disebarluaskan agar menjadi role model dalam tata pengelolaan pertambangan di Indonesia sehingga dunia pertambangan tidak identik dengan kerusakan lingkungan. Dari Sorowako untuk Sulsel dan dari Sulsel untuk Indonesia dan Indonesia untuk dunia,” sebut Zudan. (Z-1)