Maraknya kasus perundungan atau bullying yang terjadi di lingkungan pendidikan akhir-akhir ini, mendorong Polri melalui tim Rumah Sakit Bhayangkara menggelar program Official Hospital Anti Bullying.
Wakil Kepala RS Bhayangkara Tingkat 1 Pusdokkes Polri, Kombes Pol dr Erwinn Zainul Hakim, mengatakan program ini sebagai penguatan kepada komponen sekolah, mulai dari yayasan, guru, dan siswa agar memiliki pemahaman yang benar terkait bullying dan pencegahannya.
Tak hanya sekolah, program yang pertama kali dilakukan Polri ini juga menyasar pondok pesantren (ponpes).
“Melalui Program Official Hospital Anti Bullying langsung ke siswa dan komponen sekolah dan pesantren, diharapkan kasus bullying berkurang dan bisa menjadikan Indonesia dalam kondisi zero bullying,” kata Erwinn dalam keterangan diterima Basra, Kamis (5/9).
Dia menjelaskan, untuk membantu proses edukasi, mitigasi, dan pemahaman bullying agar bisa diterima langsung oleh siswa, tim RS Bhayangkara Polri membuat program Official Hospital Anti Bullying semenarik mungkin. Di antaranya dengan melakukan permainan berhadiah, di sela-sela kegiatan tutorial terkait masalah bullying tersebut.
Program Official Hospital Anti Bullying yang baru pertama kali di Indonesia dan digagas RS Bhayangkara Tingkat 1 Pusdokkes Polri ini menurut rencana akan dilakukan 56 RS Bhayangkara yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia, termasuk di Surabaya.
“Program Antisipasi dan Cegah Bullying melalui Program Official Hospital ini akan kita lakukan di seluruh RS Bhayangkara di Indonesia,” imbuh Erwinn.