PERAGAAN busana bertajuk “Tabu Ije To Kosaten by Erwin Yuan” yang berlangsung di Jakarta Pusat memamerkan busana dengan konsep unik yang mengekspresikan adaptasi tradisi kuno melalui fashion. Peragaan busana ini merupakan kolaborasi Per-G Group dan Jakarta Experience Board.
Konsep yang diangkat ini merupakan perpaduan keindahan seni klasik dengan sentuhan artistik yang tajam dan pendekatan yang futuristik. Tajuk peragaan ini menggabungkan konsep dari Timor dan Jepang.
“Tabu Ije To Kosaten” memiliki arti “Sebuah Persimpangan Waktu dan Tradisi”. Konsep “Tabu Ije” dari Timor menandakan momen transformasi, yang menandakan kesempatan membawa warisan kuno ke kancah global, sementara “Kōsaten” adalah konsep Jepang yang melambangkan persimpangan ide-ide budaya.
Baca juga : Sepuluh Siswa SMK di Lembata Ikuti Program Magang ke Jepang
Proses perancangan tema ini juga melibatkan riset terhadap wastra nusantara batik yang sedang banyak diminati. Desainer Erwin Yuan mengungkapkan dirinya memiliki keinginan untuk memadupadankan batik dan tenun NTT melalui karya-karya busananya kali ini. Meski proses perancangan dilakukan dalam waktu yang singkat, tetapi ide-ide kreatif dan emosi yang ingin disampaikan berhasil tersalurkan.
Erwin Yuan mengungkapkan keinginannya untuk mentransformasikan busana tenun menjadi lebih mudah diterima oleh masyarakat.
“Saya diberi kesempatan untuk mengangkat tema tenun NTT, dan dari situlah saya ingin mengangkat perpaduan antara tenun shibori dan teknik jepang sashiko sama tenun, menjadi busana yang ready-to-wear dan tidak terlalu berat untuk bisa digunakan. Karena mungkin kan kalau untuk masyarakat umum, orang mungkin melihat kalau tenun itu mungkin berat,” ungkap Erwin Yuan.
Desainer asal NTT itu juga menambahkan, bahwa ia akan terus membuat karya-karya yang melestarikan tenun. Ke depannya, Erwin membeberkan bahwa ia ingin memadukan kain batik Bandung dengan tenun. Erwin berharap, melalui karya-karyanya, ia dapat membuat kain tenun lebih dikenal oleh masyarakat nasional bahkan internasional. (Z-8)