GURUN Sahara adalah gurun terbesar di dunia yang terletak di Afrika Utara. Memiliki luas sekitar 9,2 juta kilometer persegi.
Gurun Sahara mencakup hampir sepertiga dari benua Afrika. Gurun ini juga kerap kali dijadikan objek wisata untuk mancanegara maupun lokal.
Fakta Gurun Sahara
Ukuran dan Lokasi
Sahara membentang di 11 negara, yaitu: Aljazair, Chad, Mesir, Libya, Mali, Mauritania, Maroko, Niger, Sudan, Tunisia, dan Sahara Barat.
Baca juga : Pengertian Benua dan Awal Mula serta Perbedaan Jumlahnya
Luasnya hampir sebanding dengan luas Amerika Serikat atau sedikit lebih kecil dari Eropa.
Iklim Ekstrem
Sahara terkenal dengan iklimnya yang ekstrem. Siang hari suhunya bisa mencapai 50°C (122°F), sementara malam hari suhunya bisa turun drastis hingga mendekati titik beku.
Curah hujan di gurun ini sangat rendah, dengan beberapa daerah menerima kurang dari 2,5 cm hujan per tahun.
Baca juga : Eropa Dihantui Penyebaran Mpox
Kehidupan di Sahara
Meskipun terlihat tandus, Gurun Sahara adalah rumah bagi berbagai spesies hewan seperti unta, rubah fennec, dan beberapa spesies ular serta kadal. Beberapa tumbuhan juga tumbuh di daerah oase dan gurun yang lebih lembap.
Populasi manusia juga ada di Sahara, dengan suku-suku nomaden seperti Tuareg yang hidup di sana.
Pasir dan Bentang Alam
Hanya sekitar 25% dari Sahara terdiri dari pasir. Sebagian besar terdiri dari dataran berbatu yang dikenal sebagai hamada, gunung, dan dataran tinggi.
Baca juga : Afrika Serukan Dunia tidak Larang Perjalanan terkait Mpox
Sahara juga memiliki formasi alam yang menakjubkan seperti Gunung Hoggar di Aljazair dan Pegunungan Tibesti di Chad.
Sejarah Gurun Sahara
Sahara Dahulu Subur
Pada zaman prasejarah, sekitar 10.000 tahun yang lalu, Sahara adalah daerah yang subur dan hijau, dengan banyak danau dan tumbuhan. Fosil hewan air dan peninggalan manusia menunjukkan bahwa area tersebut pernah menjadi habitat manusia yang kaya.
Pada akhir zaman Neolitikum (sekitar 4.000-5.000 tahun yang lalu), perubahan iklim mengubah Sahara menjadi gurun seperti yang kita lihat sekarang. Ini dikenal sebagai desertification atau penggurunan.
Baca juga : Perhutani Group Ekspor Produk Industri Kayu ke Lima Benua
Perdagangan Trans-Sahara
Sejarah Gurun Sahara juga mencakup rute perdagangan kuno yang menghubungkan Afrika Utara dengan Sub-Sahara. Rute ini digunakan oleh pedagang untuk mengangkut emas, garam, dan budak antara wilayah Sahara dan kerajaan-kerajaan besar seperti Ghana dan Mali.
Unta, yang dikenal sebagai "kapal gurun," memainkan peran penting dalam perdagangan ini karena kemampuannya bertahan di lingkungan kering.
Penemuan Arkeologi
Beberapa peninggalan arkeologi di Sahara, seperti lukisan batu di pegunungan Tassili n'Ajjer di Aljazair, memberikan wawasan tentang kehidupan manusia purba di wilayah ini. Lukisan tersebut menggambarkan hewan seperti jerapah dan sapi, yang menunjukkan bahwa Sahara dulunya lebih lembap dan dipenuhi satwa liar.
Eksplorasi Modern
Pada abad ke-19 dan 20, penjelajah Eropa mulai menjelajahi Sahara, membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut tentang geografi dan budaya di wilayah ini.
Saat ini, Sahara juga menjadi area eksplorasi untuk energi terbarukan, dengan proyek-proyek tenaga surya berskala besar yang sedang dikembangkan di wilayah ini.
Perubahan Iklim dan Masa Depan Sahara
Para ilmuwan memperkirakan bahwa perubahan iklim bisa menyebabkan Sahara semakin mengering atau, di sisi lain, berpotensi kembali menghijau dalam ribuan tahun mendatang. Ini terjadi dalam siklus jangka panjang berdasarkan perubahan orbit Bumi.
Gurun Sahara terus menjadi salah satu daerah paling misterius dan menantang di dunia, baik dalam hal kehidupan manusia, flora dan fauna, maupun peluang ekonomi dan ekologi di masa depan. (Z-12)