ORANGTUA dapat mengalami konflik atau punya masalah dengan anak. Psikolog Endang Retno Wardhani dari Asosiasi Profesi Produktivitas Indonesia (APPRODI) menuturkan perbedaan cara pandang dalam keluarga dapat disikapi dengan sikap saling memahami lewat komunikasi dan saling memaafkan.
"Perbedaan cara pandang hal yang dapat terjadi, antara orang tua dengan anak, kakak dengan adik dan anggota keluarga lainnya,"kata Endang Retno atau biasa disapa Dhani, dikutip Sabtu (21/9).
Psikolog lulusan Universitas Padjadjaran itu mengatakan perbedaan pendapat dapat berujung pada konflik yang jika tidak diselesaikan dengan tepat akan semakin berlarut-larut.
Oleh sebab itu, Dhani menyarankan agar orangtua dan anak mengambil jeda ketika dalam situasi emosional sebaiknya. Kemudian sepakati bersama untuk membicarakan kembali masalah itu dengan tenang di lain waktu.
"Komunikasi terbuka bisa dimulai dari anak ataupun orang tua, dan perlunya keterbukaan bersama untuk mencari solusi,"kata Dhani.
"Orang tua dan anak) dapat menyelesaikannya dengan cara melihat akar permasalahan yang ada, dan melihat kemungkinan-kemungkinan terjadinya masalah dan apa hal baik yang didapat dari situasi tersebut," imbuh dia.
Menyikapi perbedaan pendapat, Dhani menuturkan orangtua sebaiknya bersedia membuka diri. Hal itu merupakan contoh baik bagi anak-anak. Orangtua, imbuh dia, juga dapat mendengarkan pendapat anak-anak mereka. Anak pun perlu mengkomunikasikan pikirannya dengan tepat agar orang tua memahami apa yang mereka inginkan.
"Orang tua dan anak perlu terbuka untuk saling memaafkan,"katanya.
Ada sejumlah langkah yang dapat dilakukan orang tua dan anak ketika menghadapi permasalahan lewat komunikasi yang baik. Pertama, jika ada masalah ajak anak duduk bersama, kemudian tanyakan kepada mereka apa yang terjadi. Selanjutnya, berikan kesempatan anak-anak menjelaskan dari sudut pandang dan pengalaman yang mereka alami. Ajak mereka melihat lebih kurangnya haldari masalah tersebut.
Lalu, ajak mereka memikirkan sisi pandang yang berbeda dari permasalahan tadi sesuai dengan pemahamannya. Setelah itu, diskusikan konsekuensi dari hal yang ingin dilakukannya saat menghadapi masalah tersebut. Terakhir, ujar Dhani, mengajak anak menyepakati mana hal yang dapat diterima oleh mereka dan kesepemahaman ini dapat membantu mereka memahami alasan di balik perbedaan pandangan di dalam keluarga. (Ant/H-3)